Gegara Air Berlangganan Tidak Higienis, Warga Satu RT di Kota Pekalongan Kudisan

Sejumlah warga RT 06 RW 08 memperlihatkan lengan yang terserang kudis, warga mengaku merasakan gatal-gatal sejak setahun terakhir setelah mandi menggunakan air PDAM, Senin (13/11)

Satgasmafia.com, Kota Pekalongan – Puluhan warga di RT 06 RW 08 Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan mengalami gatal – gatal (kudis) di seluruh badan. Kudis yang diderita warga tersebut diduga akibat penggunaan air PDAM yang tidak higienis.

“Sudah lebih dari setahun warga di sini mengalami kedik (gatal). Penyebabnya karena air PDAM yang dbuat mandi,” ungkap Dedi Mulyadi (47) warga setempat, Senin (13/11/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut Dedi, gatal – gatal menyerang di beberapa bagian tubuh seperti kedua kaki, tangan, leher, dada, dan punggung. Rasanya clekit panas serta perih.

Meski menimbulkan gatal – gatal, warga terpaksa tetap memanfaatkan air PDAM karena tidak ada sumber lain. Tak jarang warga menumpang mandi ke tetangga yang masih memakai air sumur.

“Tidak ada sumber air lain selain sumur dan sungai. Kalau numpang mandi itu tidak saban hari karena takutnya mengganggu, akhirnya tetap air PDAM karena gak mungkin mandi di sungai,” ujar Dedi.

Ketua RT 06 RW 08 Kristyanti membenarkan hampir seluruh warganya yang terdiri dari 33 kepala keluarga (KK) lebih atau sekira 70 an jiwa nyaris seluruhnya menderita penyakit gatal kudis.

“Penyakit gatal ini hampir merata karena memang warga hanya punya satu sumber air, yakni dari PDAM. Ada juga air sumur yang relatif lebih aman, namun tidak semua warga memilikinya,” kata Kristyanti menjelaskan.

Warga selama ini hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa. Mau protes takut ada imbasnya dan untuk gatal – gatal pun warga beli obat sendiri. Demikian juga untuk kebutuhan pengganti air PDM, warga beli air galon isi ulang untuk masak dan minum.

“Ada juga bantuan tandon air dari PDAM di depan gang, namun sekali diisi satu hari habis dan harus menunggu seminggu hingga dua minggu lagi untuk diisi kembali,” tukasnya.

Ia menyebut persoalan yang dihadapi warga selama bertahun-tahun itu dalam keseharian adalah air bersih yang tidak layak. Aliran air PDAM keluarnya juga tidak lancar, dalam sehari itu tidak bisa dipastikan.

“Sudah seperti itu air mengandung banyak pasir dan berbau. Digunakan memasak juga tidak enak,” keluhnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *